KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah swt. karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul EUBACTERIA
(BAKTERI) ini dapat diselesaikan. Penulisan makalah ini bertujuan untuk
memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Biologi.
Bakteri merupakan mikro organisme hidup yang Alloh SWT
ciptakan sangat kecil hingga tidak kasat mata, dibutuhkan alat tertentu untuk
dapat melihatnya, seperti mikroskop. Bakteri diciptakan dengan berbagai bentuk,
fungsi dan sifat yang berbeda. Dengan makalah ini penulis akan memaparkan apa
itu bakteri?
Penulis menyadari bahwa selama penulisan makalah ini
penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis
mengucapkan terimakasih.
Makalah ini bukanlah karya yang sempurna karena masih
banyak kekurangan, baik dalam hal isi maupun sistematika dan teknik
penulisannya. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi kesempernaan makalah ini. Akhirnya semoga makalah ini bisa
memberikan manfaat khususnya bagi penulis umumnya bagi pembaca. Amin.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang Masalah......................................................................................
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................
1.3 Tujuan Makalah...................................................................................................
BAB II EUBACTERIA (BAKTERI)
2.1 Pengertian............................................................................................................
2.2 Ciri-ciri Bakteri...................................................................................................
2.3 Struktur Bakteri...................................................................................................
2.4 Penggolongan Bakteri..........................................................................................
2.5 Reproduksi Bakteri..............................................................................................
2.6 Peran Bakteri dalam kehiduan.............................................................................
BAB III SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
B. Saran
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Dalam kemajuan iptek seperti yang
ada pada saat ini, menuntut manusia untuk bekerja lebih keras lagi. Didalam
setiap pekerjaan sudah pasti terdapat resiko dari pekerjaan tersebut sehingga
dapat menimbulkan penyakit akibat kerja. Penyakit akibat kerja ini di sebabkan
oleh beberapa factor diantaranya adalah factor biologi, fisik, kimia, fisiologi
dan psykologi. Sebagai contoh orang yang bekerja pada sektor peternakan atau
pada sektor pekerjaan yang berkontak langsung dengan lingkungan. Lingkungan
dimana mereka bekerja itu tidak selalu bersih dalam artian bebas dari
sumber–sumber penyakit yang berupa virus, bakteri, protozoa, jamur, cacing,
kutu, bahkan hewan dan tumbuhan besarpun dapat menjadi sumber penyakit.
Akan tetapi virus dan bakterilah yang menjadi penyebab utama penyakit dalam
kerja, khususnya pekerjaan yang berkontak langsung dengan lingkungan.
Untuk mencegah terjangkitnya
penyakit yang diakibatkan oleh bakteri tidak hanya membutuhkan tindakan
pengobatan saja tetapi juga diperlukan pengetahuan tentang itu bakteri
bagaimana bakteri tersebut dapat masuk ke dalam tubuh manusia.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis
merumuskan rumusan masalah sebagai berikut :
1.
Apa itu eubacteria (bakteri)?
2.
Bagaimana bakteri berkembang biak?
3.
Bagaimana bentuk bakteri?
4.
Bagaimana jenis-jenis bakteri?
5.
Bagaimana peranan bakteri dalam kehidupan?
1.3 Tujuan Makalah
Sejalan dengan latar belakang dan rumusan masalah
diatas, laporan ini disusun dengan tujuan :
1.
Untuk mengetahui apa itu eubacteria (bakteri).
2.
Untuk mengetahui bagaimana bakteri berkembang biak.
3.
Untuk mengetahui bagaimana bentuk bakteri.
4.
Untuk mengetahui bagaimana jenis-jenis bakteri.
5.
Untuk mengetahui bagaimana peranan bakteri dalam kehidupan.
BAB II
EUBACTERIA (BAKTERI)
2.1
PENGERTIAN
Bakteri adalah suatu organisme yang jumlahnya paling
banyak dan tersebar luas dibandingkan dengan organisme lainnya di bumi. Bakteri
umumnya merupakan organisme uniseluler (bersel tunggal), prokariota/ prokariot,
tidak mengandung klorofil, serta berukuran mikroskopik (sangat kecil).
Bakteri berasal dari kata bahasa latin yaitu
bacterium. Bakteri memiliki jumlah spesies mencapai ratusan ribu atau bahkan lebih.
Mereka ada di mana-mana mulai dari di tanah, di air, di organisme lain, dan
lain-lain juga berada di lingkungan yang ramah maupun yang ekstrim.
Dalam tumbuh kembang bakteri baik melalui peningkatan
jumlah maupun penambahan jumlah sel sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor,
yakni seperti ph, suhu temperatur, kandungan garam, sumber nutrisi, zat kimia
dan zat sisa metabolisme.
2.2 CIRI-CIRI BAKTERI
Bakteri
memiliki ciri-ciri yang membedakannnya dengan mahluk hidup lain yaitu :
1.
Organisme multiselluler
2.
Prokariot (tidak memiliki membran inti sel )
3. Umumnya
tidak memiliki klorofil
4. Memiliki
ukuran tubuh yang bervariasi antara 0,12 s/d ratusan mikron umumnya memiliki
ukuran rata-rata 1 s/d 5 mikron.
5. Memiliki
bentuk tubuh yang beraneka ragam
6. Hidup
bebas atau parasite
7. Yang
hidup di lingkungan ekstrim seperti pada mata air panas,kawah atau gambut
dinding selnya tidak mengandung peptidoglikan
8. Yang
hidupnya kosmopolit diberbagai lingkungan dinding selnya mengandung
peptidoglikan.
2.3 STRUKTUR
BAKTERI
Struktur
bakteri terbagi menjadi dua yaitu:
1. Struktur
dasar (dimiliki oleh hampir semua jenis bakteri)
Meliputi:
dinding sel, membran plasma, sitoplasma, ribosom, DNA, dan granula penyimpanan
2. Struktur
tambahan (dimiliki oleh jenis bakteri tertentu)
Meliputi
kapsul, flagelum, pilus, fimbria, klorosom, Vakuola gas dan endospora.
Struktur
dasar sel bakteri
Struktur
dasar bakteri :
- Dinding sel tersusun dari peptidoglikan yaitu gabungan protein dan polisakarida (ketebalan peptidoglikan membagi bakteri menjadi bakteri gram positif bila peptidoglikannya tebal dan bakteri gram negatif bila peptidoglikannya tipis).
- Membran plasma adalah membran yang menyelubungi sitoplasma tersusun atas lapisan fosfolipid dan protein.
- Sitoplasma adalah cairan sel.
- Ribosom adalah organel yang tersebar dalam sitoplasma, tersusun atas protein dan RNA.
- Granula penyimpanan, karena bakteri menyimpan cadangan makanan yang dibutuhkan.
Struktur sel bakteri
Pada umumnya, bakteri berukuran 0,5-5 μm, tetapi ada
bakteri tertentu yang dapat berdiameter hingga 700 μm, yaitu Thiomargarita. Mereka umumnya memiliki dinding sel, seperti sel tumbuhan dan jamur, tetapi dengan bahan pembentuk sangat berbeda (peptidoglikan). Beberapa jenis bakteri bersifat motil (mampu
bergerak) dan mobilitasnya ini disebabkan oleh flagel.
Bakteri memiliki bentuk sel yang bervariasi, bulat
(coccus), batang (bacillus) dan lengkung (vibrio, coma atau spiral). Umumnya
sel bakteri yang berbentuk bulat berdiameter sekitar 0,7 - 1,3 mikron.
Sedangkan sel bakteri berbentuk batang lebarnya sekitas 0,2 - 2,0 mikron dan
panjangnya 0,7 - 3,7 mikron.
Bagian tubuh bakteri pada umumnya dapat dibagi atas 3
bagian yaitu dinding sel, protoplasma (di dalamnya terdapat membran sel,
mesosom, lisosom, DNA, endospora), dan bagian yang terdapat di luar dinding sel
seperti kapsul, flagel, pilus. Di antara bagianbagian tersebut ada yang selalu
didapatkan pada sel bakteri, yaitu membran sel, ribosom dan DNA. Bagian-bagian
ini disebut sebagai invarian. Sedangkan bagian-bagian yang tidak selalu ada
pada setiap sel bakteri, misalnya dinding sel, flagel, pilus, dan kapsul.
Bagianbagian ini disebut varian.
Susunan bagian-bagian utama sel bakteri, dijelaskan
sebagai berikut:
a. Membran sel
Membran sel merupakan selaput yang membungkus
sitoplasma beserta isinya, terletak di sebelah dalam dinding sel, tetapi tidak
terikat erat dengan dinding sel. Bagi membran sel sangat vital, bagian ini
merupakan batas antara bagian dalam sel dengan lingkungannya. Jika membran sel
pecah atau rusak, maka sel bakteri akan mati. Membran sel terdiri atas dua
lapis molekul fosfolipid. Pada lapisan fosfo-lipid ini terdapat senyawa protein
dan karbohidrat dengan kadar berbeda-beda pada berbagai sel bakteri.
b. Ribosom
Ribosom
merupakan bagian sel yang berfungsi sebagai tempat sintesa protein. Bentuknya
berupa butir-butir kecil dan tidak diselubungi membran. Ribosom tersusun atas
protein dan RNA.
c. DNA (Deoxyribonucleic Acid)
DNA
merupakan materi genetik, terdapat dalam sitoplasma. DNA bakteri berupa benang
sirkuler (melingkar). DNA bakteri berfungi sebagai pengendali sintesis protein
bakteri dan pembawa sifat. DNA bakteri terdapat pada bagian menyerupai inti
yang disebut nukleoid. Bagian ini tidak memiliki membran sebagaimana inti sel
eukariotik.
d. Dinding sel
Dinding
sel bakteri tersusun atas makromolekul peptidoglikan yang terdiri dari
monomer-monomer tetrapeptidaglikan (polisakarida dan asam amino). Berdasarkan
susunan kimia dinding selnya, bakteri dibedakan atas bakteri gram-positif dan
bakteri gramnegatif. Susunan kimia dinding sel bakteri gram-negatif lebih rumit
daripada bakteri gram-positif. Dinding sel bakteri grampositif hanya tersusun
atas satu lapis peptidoglikan yang relatif tebal, sedangkan dinding sel bakteri
gram-negatif terdiri atas dua lapisan. Lapisan luar tersusun atas protein dan
polisakarida, lapisan dalamnya tersusun atas peptidoglikan yang lebih tipis
dibanding lapisan peptidoglikan pada bakteri gram-positif. Dinding sel bakteri
berfungsi untuk memberi bentuk sel, memberi kekuatan, melindungi sel dan
menyelenggarakan pertukaran zat antara sel dengan lingkungannya.
e.
Flagel
Flagel
merupakan alat gerak bagi bakteri, meskipun tidak semua gerakan bakteri
disebabkan oleh flagel. Flagel berpangkal pada protoplas, tersusun atas senyawa
protein yang disebut flagelin, sedikit karbohidrat dan pada beberapa bakteri
mengandung lipid. Jumlah dan letak flagel pada berbagai jenis bakteri
bervariasi. Jumlahnya bisa satu, dua, atau lebih, dan letaknya dapat di ujung,
sisi, atau pada seluruh permukaan sel. Jumlah dan letak flagel dijadikan salah
satu dasar penggolongan bakteri.
f. Pilus
Pada
permukaan sel bakteri gram-negatif seringkali terdapat banyak bagian seperti
benang pendek yang disebut pilus atau fimbria (jamak dari pilus). Pilus
merupakan alat lekat sel bakteri dengan sel bakteri lain atau dengan
bahan-bahan padat lain, misalnya makanan sel bakteri.
g. Kapsul
Kapsul
merupakan lapisan lendir yang menyelubungi dinding sel bakteri. Pada umumnya
kapsul tersusun atas senyawa polisakarida, polipeptida atau
protein-polisakarida (glikoprotein). Kapsul berfungsi untuk perlindungan diri
terhadap antibodi yang dihasilkan sel inang. Oleh karenanya kapsul hanya
didapatkan pada bakteri pathogen.
h. Endospora
Di
antara bakteri ada yang membentuk endospora. Pembentukan endospora merupakan
cara bakteri mengatasi keadaan lingkungan yang tidak menguntungkan. Keadaan
lingkungan yang tidak menguntungkan antara lain: panas, dingin, kering, tekanan
osmosis dan zatkimia tertentu. Jika kondisi lingkungan membaik maka endospora
akan tumbuh menjadi sel bakteri. Endospora bakteri tidak berfungsi sebagai alat
perkembangbiakan, tetapi sebagai alat perlindungan diri.
Sel-sel bakteri yang membentuk spora
tampak sebagai ruangan berisi benda bulat, yang letaknya dapat di salah satu
ujung ruang itu, dapat pula di tengah-tengah.
Apabila lingkungan hidup bakteri
menjadi buruk, maka banyak yang mati, akan tetapi ada juga bakteri-bakteri yang
dapat membentuk spora spora yang tahan terhadap lingkungan ynag buruk seperti
kekeringan, kekurangan bahan makanan dan lain sebagainya. Jika keadaan menjadi
baik kembali, maka spora itu akan tumbuh menjadi bakteri biasa yang disebut
bentuk vegetaif. Spora-spora pada bakteri ini dibentuk disebelah dalam dinding
sel bakteri sehigga dinamakan endospora. Proses pembentukan endospora yang di
dalam sel induk dikenal sebagai sporulasi atau sporogenesis.
Pada tahap pertama proses sporulasi ini dapat dilihat
terjadinya replikasi kromosom bakteri dan sebagai kecil dari sitoplasma
terpisah oleh suatu sekat(septum) spora. Sekat spora ini menjadi membrane yang
berlapis dua yang masing-masing mengelilingi kromosom dab sitoplasma. Struktur
ini seluruhnya dibungkus idalam sel asal yang disebut fore spore.
Lapisan-lapisan peptidoglikan yang tebal terdapat diantara 2 lapisan membran.
Kemudian suatu mantel spora yang tebal yang terdiri dari protein terbentuk
disebelah luar membran. Mantel ini berfungsi untuk melindungi endospora
terhadap zat-zat kimia keras. Kemudian endospora dapat keluar atau bebas dari
sel. Letaknya endospora di dalam sel bakteri tergantung dari spesies
bakterinya.
Apabila endospora telah matang dinding sel vegetatif
melebur dan endospora dibebaskan. Inti endospora yang mengalami dehidrasi yang
tinggi, hanya mengandung sedikit DNA, RNA, ribosom, enzim dan beberapa molekul
yang penting. Endospora itu dapat dianggap sebagai bentuk laten dari bakteri
yang dapat berlangsung dalam jangka waktu yang lama sekali. Endospora yang
kembali kepada keadaan vegetatif mengalami suatu proses yang disebut dengan
germinasi. Proses germinasi atau perkecambahan ini dipacu adanya kerusakan
fisik dan kemis pada mantel endospora. Enzim-enzim yang terdapat dalam
endospora akan merusak lapisan-lapisan lain terdapat di sekeliling endospora,
kemudian air dapat masuk sehingga metabolism dapat berlangsung. Oleh karena
satu sel vegetatif hanya membentuk satu endospora, maka sporogenesis pada
bakteri bukan merupakan alat perkembangbiakan, karena tidak ada pertambahan
jumlah sel. Dipandang dari segi klinis, endospora ini sangat penting karena
tahan terhadap pemanasan, pendinginan, penggunaan zat-zat kimia dan radiasi.
Kebanyakan sel vegetatif akan mati pada suhu 700C sedangkan
endospora dapat tetap hidup pada air mendidih sampai setengah jam atau
lebih.
2.4 PENGGOLONGAN BAKTERI
Bakteri dapat digolong-golongkan berdasarkan persamaan
ciri-ciri morfologi, fisiologi, biokimia, tipe-tipe nutrisi, cara reproduksi,
kemampuan menghasilkan spor, motalitas dan siklus hidupnya.
a. Berdasarkan
bentuk tubuhnya
1. Kokus (bulat)
1. Kokus (bulat)
Bakteri
yang berbentuk kokus, biasanya bulat ataupun berbentuk oval,
memanjang atau satu
sisinya. Apabila bakteri berbentuk kokus ini berkembang biak dengan membelah
diri sel-selnya tetap berdempetan dan tidak akan memisah. Bacteria yang
berbentuk kokus ini masih bias dapat dibedakan lagi menjadi beberapa macam
yaitu:
a.
monokokus
b.
diplokokus (dua pasang).
c. Streptokokus,
misalnya Streptococcus pyrogenes, S.thermophillus, S.lactis.
d. Stafilokokus, misalnya Staphylococcus aureus.
e. Diplokokus, misalnya Diplococcus pnemoniae
d. Stafilokokus, misalnya Staphylococcus aureus.
e. Diplokokus, misalnya Diplococcus pnemoniae
2. Basil
(batang)
Bakteri
berbentuk hasil menyerupai bentuk batang pendek, selindris, yang ukuran dan
bentuknya bermacam-macam.
a. Basilus, misalnya Eschericcia coli,
Salmonella thypi, Lactobacillus.
b. Diplobasil
yaitu basi dapat bergandengan dua-dua.
c.
Streptobasil yaitu basil yang terlepas satu sama lain mempunyai ujung tumpul,
sedangkan
basil
yang dapat bergandengan satu sama lain mempunyai ujung tajam.
misalnya Azotobacter, Bacillus anthracis.
3. Vibrio (koma)
Bakteri yang bentuknya seperti batang, melengkung dan
menyerupai bentuk koma. Misalnya Vibrio cholerae.
4. Spirillum (spiral)
4. Spirillum (spiral)
Bakteri yang berbentuk spiral iini, bentuknya
bengkok-bengkok serupa spiral. misalnya Treponema pallidum.
b. Berdasarkan kedudukan flagela pada selnya
1. Monotrik yaitu berflagel satu pada salah satu ujung.
2. Amfitrik
Amfitrik yaitu flagel masing-masing satu pada kedua ujung.
3. Lofotrik yaitu berflagel banyak di satu ujung.
4. Peritrik yaitu berflagel banyak pada semua sisi tubuh.
1. Monotrik yaitu berflagel satu pada salah satu ujung.
2. Amfitrik
Amfitrik yaitu flagel masing-masing satu pada kedua ujung.
3. Lofotrik yaitu berflagel banyak di satu ujung.
4. Peritrik yaitu berflagel banyak pada semua sisi tubuh.
c. Berdasarkan pewarnaan Gram (Gram strain).
Pewarnaan Gram atau metode Gram adalah suatu metode
untuk membedakan spesies bakteri menjadi dua kelompok besar, yakni gram-positif
dan gram-negatif, berdasarkan sifat kimia dan fisik dinding sel mereka. Metode
ini diberi nama berdasarkan penemunya, ilmuwan Denmark Hans Christian Gram
(1853–1938) yang mengembangkan teknik ini pada tahun 1884 untuk membedakan
antara pneumokokus dan bakteri Klebsiella pneumoniae.
Dengan metode pewarnaan Gram, bakteri dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu bakteri Gram positif dan Gram negatif
berdasarkan reaksi atau sifat bakteri terhadap cat tersebut. Reaksi atau sifat
bakteri tersebut ditentukan oleh komposisi dinding selnya. Oleh karena itu, pengecatan
Gram tidak bisa dilakukan pada mikroorganisme yang tidak mempunyai dinding sel
seperti Mycoplasma sp Contoh bakteri yang tergolong bakteri tahan asam, yaitu
dari genus Mycobacterium dan beberapa spesies tertentu dari genus Nocardia.
Bakteri bakteri dari kedua genus ini diketahui memiliki sejumlah besar zat
lipodial (berlemak) di dalam dinding selnya sehingga menyebabkan dinding sel
tersebut relatif tidak permeabel terhadap zat-zat warna yang umum sehingga sel
bakteri tersebut tidak terwarnai oleh metode pewarnaan biasa, seperti pewarnaan
sederhana atau Gram.
Dalam
pewarnaan gram diperlukan empat reagen yaitu :
- Zat warna utama (violet kristal)
- Mordan (larutan Iodin) yaitu senyawa yang digunakan untuk mengintensifkan warna utama.
- Pencuci / peluntur zat warna (alcohol / aseton) yaitu solven organic yang digunakan uantuk melunturkan zat warna utama.
- Zat warna kedua / cat penutup (safranin) digunakan untuk mewarnai kembali sel-sel yang telah kehilangan cat utama setelah perlakuan denga alcohol.
Bakteri Gram-negatif adalah bakteri yang tidak
mempertahankan zat warna metil ungu pada metode pewarnaan Gram. Bakteri
gram-positif akan mempertahankan zat warna metil ungu gelap setelah dicuci
dengan alkohol, sementara bakteri gram-negatif tidak. Pada uji pewarnaan Gram,
suatu pewarna penimbal (counterstain) ditambahkan setelah metil ungu, yang
membuat semua bakteri gram-negatif menjadi berwarna merah atau merah muda.
Pengujian ini berguna untuk mengklasifikasikan kedua tipe bakteri ini
berdasarkan perbedaan struktur dinding sel mereka.
Pengecatan
gram dilakukan dalam 4 tahap yaitu
1. Pemberian
cat warna utama (cairan kristal violet) berwarna ungu.
2.
Pengintesifan cat utama dengan penambahan larutan mordan JKJ.
3. Pencucian
(dekolarisasi) dengan larutan alkohol asam.
4. Pemberian
cat lawan yaitu cat warna safranin.
Perbedaan dasar antara bakteri gram positif dan
negatif adalah pada komponen dinding selnya. Kompleks zat iodin terperangkap
antara dinding sel dan membran sitoplasma organisme gram positif,
sedangkan penyingkiran zat lipida dari dinding sel organisme gram negatif
dengan pencucian alcohol memungkinkan hilang dari sel. Bakteri gram positif
memiliki membran tunggal yang dilapisi peptidohlikan yang tebal (25-50nm)
sedangkan bakteri negative lapisan peptidoglikogennya tipis (1-3 nm).
Sifat bakteri terhadap pewarnaan Gram merupakan sifat
penting untuk membantu determinasi suatu bakteri. Beberapa perbedaan sifat yang
dapat dijumpai antara bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif yaitu:
Ciri-ciri bakteri gram negatif yaitu:
- Struktur dinding selnya tipis, sekitar 10 – 15 mm, berlapis tiga atau multilayer.
- Dinding selnya mengandung lemak lebih banyak (11-22%), peptidoglikan terdapat didalam
- lapisan kaku, sebelah dalam dengan jumlah sedikit ± 10% dari berat kering, tidak mengandung asam tekoat.
- Kurang rentan terhadap senyawa penisilin.
- Pertumbuhannya tidak begitu dihambat oleh zat warna dasar misalnya kristal violet.
- Komposisi nutrisi yang dibutuhkan relatif sederhana.
- Tidak resisten terhadap gangguan fisik.
- Resistensi terhadap alkali (1% KOH) lebih pekat
- Peka terhadap streptomisin
- Toksin yang dibentuk Endotoksin
· Micrococcus, Staphylococcus, Leuconostoc, Pediococcus
dan Aerococcus.
Ciri-ciri bakteri gram positif yaitu:
- Struktur dinding selnya tebal, sekitar 15-80 nm, berlapis tunggal atau monolayer.
- Dinding selnya mengandung lipid yang lebih normal (1-4%), peptidoglikan ada yang sebagai lapisan tunggal. Komponen utama merupakan lebih dari 50% berat ringan. Mengandung asam tekoat.
- Bersifat lebih rentan terhadap penisilin.
- Pertumbuhan dihambat secara nyata oleh zat-zat warna seperti ungu kristal.
- Komposisi nutrisi yang dibutuhkan lebih rumit.
- Lebih resisten terhadap gangguan fisik.
- Resistensi terhadap alkali (1% KOH) larut
- Tidak peka terhadap streptomisin
- Toksin yang dibentuk Eksotoksin Endotoksin
·
Contoh
Escherichia, Citrobacter, Salmonella, Shigella, Enterobacter, Vibrio,
Aeromonas, Photobacterium, Chromabacterium, Flavobacterium.
Pewarnaan gram positif:
d. Berdasarkan kebutuhan oksigen
1. Bakteri aerob.
Bakteri aerob,bakteri
yang membutuhkan oksigen bebas untuk mendapatkan energi,misalnya:
Nitrosomonas,Nitrobacter,Nitrosococcus.
2. Bakteri anaerob.
Bakteri anaerob,
tidak membutuhkan oksigen bebas untuk mendapatkan energi, misalnya Micrococcus
denitrificans.
2.5 REPRODUKSI BAKTERI
Bakteri bereproduksi secara vegetatif dengan membelah
diri secara biner. Pada lingkungan yang baik bakteri dapat membelah diri tiap
20 menit. Pembuahan seksual tidak dijumpaipada bakteri, tetapi terjadi
pemindahan materi genetik dari satu bakteri ke bakteri lain tanpa menghasilkan
zigot. Peristiwa ini disebut proses paraseksual. Ada tiga proses paraseksual
yang telah diketahui, yaitu transformasi, konjugasi, dan transduksi.
Namun, proses pembiakan cara seksual berbeda dengan
eukariota lainnya. Sebab, dalam proses pembiakan tersebut tidak ada penyatuan
inti sel sebagaimana biasanya pada eukarion, yang terjadi hanya berupa
pertukaran materi genetika (rekombinasi genetik). Berikut ini beberapa cara pembiakan
bakteri dengan cara rekombinasi genetik dan membelah diri.
a. Rekombinasi Genetik
Adalah pemindahan secara langsung bahan genetic (DNA)
di antara dua sel bakteri melalui proses berikut:
1. Transformasi
Transformasi adalah perpindahan materi genetik berupa
DNA dari sel bakteri yang satu ke sel bakteri yang lain. Pada proses
transformasi tersebut ADN bebas sel bakteri donor akan mengganti sebagian dari
sel bakteri penerima, tetapi tidak terjadi melalui kontak langsung. Cara
transformasi ini hanya terjadi pada beberapa spesies saja, . Contohnya : Streptococcus pnemoniaeu, Haemophillus,
Bacillus, Neisseria, dan Pseudomonas. Diguga transformasi ini merupakan cara
bakteri menularkan sifatnya ke bakteri lain. Misalnya pada bakteri Pneumococci
yang menyebabkan Pneumonia dan pada bakteri patogen yang semula tidak kebal
antibiotik dapat berubah menjadi kebal antibiotik karena transformasi. Proses
ini pertama kali ditemukan oleh Frederick Grifith tahun 1982.
2. Transduksi
Transduksi adalah pemindahan materi genetik bakteri ke
bakteri lain dengan perantaraan virus. Selama transduksi, kepingan ganda ADN
dipisahkan dari sel bakteri donor ke sel bakteri penerima oleh bakteriofage
(virus bakteri). Bila virus – virus baru sudah terbentuk dan akhirnya
menyebabkan lisis pada bakteri, bakteriofage yang nonvirulen (menimbulakan
respon lisogen) memindahkan ADN dan bersatu dengan ADN inangnya, Virus dapat
menyambungkan materi genetiknya ke DNA bakteri dan membentuk profag. Ketika
terbentuk virus baru, di dalam DNA virus sering terbawa sepenggal DNA bakteri
yang diinfeksinya. Virus yang terbentuk memiliki dua macam DNA yang dikenal
dengan partikel transduksi (transducing particle). Proses inilah yang dinamakan
Transduksi. Cara ini dikemukakan oleh Norton Zinder dan Jashua Lederberg pada
tahun 1952.
3. Konjugasi
Konjugasi adalah bergabungnya dua bakteri (+ dan –)
dengan membentuk jembatan untuk pemindahan materi genetik. Artinya, terjadi
transfer ADN dari sel bakteri donor ke sel bakteri penerima melalui ujung
pilus. Ujung pilus akan melekat pada sel peneima dan ADN dipindahkan melalui
pilus tersebut. Kemampuan sel donor memindahkan ADN dikontrol oleh faktor
pemindahan ( transfer faktor = faktor F )
b. Pembelahan Biner
Pada pembelahan ini, sifat sel anak yang dihasilkan
sama dengan sifat sel induknya. Pembelahan biner mirip mitosis pada sel
eukariot. Badanya, pembelahan biner pada sel bakteri tidak melibatkan serabut
spindle dan kromosom. Pembelahan Biner dapat dibagi atas tiga fase, yaitu
sebagai berikut:
1. Fase
pertama, sitoplasma terbelah oleh sekat yang tumbuh tegak lurus.
2. Fase
kedua, tumbuhnya sekat akan diikuti oleh dinding melintang.
3. Fase
ketiga, terpisahnya kedua sel anak yang identik. Ada bakteri yang segera
berpisah dan terlepas sama sekali. Sebaliknya, ada pula bakteri yang tetap
bergandengan setelah pembelahan, bakteri demikian merupakan bentuk koloni.
Pada keadaan normal bakteri dapat mengadakan
pembelahan setiap 20 menit sekali. Jika pembelahan berlangsung satu jam, maka
akan dihasilkan delapan anakan sel. Tetapi pembelahan bakteri mempunyai faktor
pembatas misalnya kekurangan makanan, suhu tidak sesuai, hasil eksresi yang
meracuni bakteri, dan adanya organisme pemangsa bakteri. Jika hal ini tidak
terjadi, maka bumi akan dipenuhi bakteri.
2.6 FUNGSI
SERTA PERAN BAKTERI DALAM KEHIDUPAN MANUSIA
1. Bakteri Bermanfaat untuk
menjaga keseimbangan lingkungan disekitar kita, misalnya bakteri pengurai.
Bakteri jenis ini dapat di manfaatkan untuk menguraikan tumbuhan
atau hewan yang telah mati, serta sisa-sisa atau kotoran organisme. Bakteri
pengurai juga menguraikan protein, Karbohidrat dan senyawa
organik lainnya menjadi Carbondioksida, gas amoniak dan
senyawa lainnya yang bersifat sederhana sehingga bakteri ini dapat membersihkan
lingkungan dari sampah. Bayangkan kalau tidak ada bakteri yang dapat
menguraikan sampah, tentunya akan timbul berbagai masalah dalam lingkungan
kita.
2. Bakteri Bermanfaat untuk
memulihkan dan mengatur usus dari kerja berat, jenis bakteri ini adalah bakteri
Lactobacillus Acidophilus dan Bifidobacteria (bifidus).
Bakteri ini juga dapat berfungsi sebagai eleminator racun karena mampu
menonaktifkan senyawa racun seperti nitrat yang dihasilkan oleh mikroorganisme
lain dan makanan, sebagai pelindung sistem imun (kekebalan tubuh)
karena bakteri ini mampu merangsang pembentukan antibodi yang mencegah
kelebihan pertumbuhan bakteri berbahaya, mencegah timbulnya infeksi saluran
kemih, meningkatkan perlindungan terhadap patogen, virus dan
bakteri jahat, memulihkan keseimbangan usus setelah pemberian antibiotik,
kemoterapi, mencegah pembentukan gas akibat pembusukan dan peragian.
3. Bakteri jenis Escherichia
coli berperan untuk pembusukan makanan, Rhizobium Leguminosarum berfungsi
mengikat nitrogen, Lactobacillus Bulgaricus bermanfaat
untuk pembuatan Yogurt, Acetobacter Xilinum bermanfaat untuk
pembuatan nata de coco, Lactobacillus Casei bermanfaat untuk
pembuatan keju, Methanobecterium bermanfaat pembuatan Biogas dan
Streptomyces Griceus bermanfaat untuk pembuatan antibiotik Streptomisin.
6. contoh penyakit yang disebabkan oleh bakteri:
1. Salmonella
typhosa Menyebabkan Penyakit Tifus
2. Shigella dysenteriae Menyebabkan Penyakit Disentri
basiler
3. Vibrio comma Menyebabkan Penyakit Kolera
4. Haemophilus influenza Menyebabkan Penyakit
Influensa
5. Diplococcus pneumoniae Menyebabkan Penyakit
Pneumonia
6. Mycobacterium tuberculosis Menyebabkan Penyakit TBC
paru-paru
7. Clostridium tetani Menyebabkan Penyakit Tetanus
8. Neiseria meningitis Menyebabkan Penyakit Meningitis
(radang selaput otak)
9. Neiseria gonorrhoeae Menyebabkan Penyakit
Gonorrhaeae (kencing nanah)
10. Treponema pallidum Menyebabkan Penyakit Sifilis
atau Lues
11. Mycobacterium leprae Menyebabkan Penyakit Lepra
(kusta)
12. Treponema pertenue Menyebabkan Penyakit Puru atau
patek.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Dari pembahasan di atas dapat
disimpulkan bahwa:
Bakteri tersusun atas dinding sel
dan isi sel. Disebelah luar dinding sel terdapat selubung atau kapsul. Di dalam
sel bakteri tidak terdapat membrane dalam (endomembran) dan organel bermembran
seperti kloroplas dan mitkondria. Struktur tubuh bakteri dari lapisan luar
hingga bagian dalam sel yaitu flagela, dinding sel, membrane sel, mesosom,
lembaran fotosintetik, sitoplasma, DNA, plasmid, ribosom, dan endospora.
Bakteri merupakan salah satu jenis
mikroorganisme yang tidak bisa dilihat oleh mata telanjang. Bakteri memiliki
bentuk bermacam-macam yaitu, bulat, batang dan spiral.
Bakteri bereproduksi secara
vegetatif dengan membelah diri secara biner. Pada lingkungan yang baik bakteri
dapat membelah diri tiap 20 menit. Pembuahan seksual tidak dijumpaipada
bakteri, tetapi terjadi pemindahan materi genetik dari satu bakteri ke bakteri
lain tanpa menghasilkan zigot. Peristiwa ini disebut proses paraseksual.
Bakteri memiliki ratusan ribu
spesies yang hidup di darat hingga lautan dan pada tempat-tempat yang ekstrim.
Bakteri ada yang menguntungkan tetapi ada pula yang merugikan. Bakteri memiliki
ciri-ciri yang membedakannya dengan mahluk hidup yang lain. Bakteri adalah
organisme uniselluler dan prokariot serta umumnya tidak memiliki klorofil dan
berukuran renik (mikroskopis).
3.2 Saran
Karena keterbatasan informasi dan
pengetahuan tentang bakteri dan pemanfaatannya, ditambah lagi dengan kurangnya
pemahaman tentang pembuatan makalah ini. Mengakibatkan terdapat sedikit
kesulitan dalam pembuatan makalah ini. Tetapi, karena keterbatasan itulah
penulis termotivasi untuk menjadi lebih baik.
Maka dari itu penulis berharap agar
lebih memahami tentang pembuatan makalah, begitupun waktu yang dibutuhkan agar
lebih diperpanjang lagi sehingga dihasilkan makalah yang lebih baik lagi.
Please visit doylezeng.blogspot.com
ReplyDeleteSiapa dftar pustakanya
ReplyDeleteDaftar pustaka nya tidak ada
Deleteizin copy ya min...maaf, daftar pustaka di mana ya min?
ReplyDeleteKumpulan artikel | Manfaat gingseng | Golongan Obat | Tanaman Obat | Vitamin ibu hamil
ReplyDeleteBakteri bereproduksi secara vegetatif dengan membelah diri secara biner. Pada lingkungan yang baik bakteri dapat membelah diri tiap 20 menit